
Pasuruan, Pojok Kiri
Puluhan wali murid SMPN 1 Tutur yang dipimpin H. Agus Sadam, Senin (24/02) sekira pukul 08. 00 WIB mendatangi SMPN 1 Tutur. Mereka mencari sang Kepala Sekolah (Kepsek) yang bernama Didik Lestariono.
H. Agus Sadam sang koordinator kepada wartawan mengatakan, tujuan mereka menemui Kepsek untuk memprotes adanya pungutan yang dilakukan pihak sekolah.
“Sejak dipimpin Kepala Sekolah bernama Didik Lestariono ini, muncul pungutan-pungutan. Padahal sekolah negeri ini sudah didanai oleh dana BOS, Kami datang untuk melakukan protes sekaligus meminta agar pungutan itu dibatalkan karena memberatkan, ‘kata H. Agus Sadam.

Catatan yang disampaikan H. Agus Sadam, jenis pungutan yang dilakukan SMPN 1 Tutur ada bermacam-macam. Ada yang namanya kebutuhan proses belajar mengajar (PBM) yang nilainya nencapai Rp. 275 ribu persiswa, ada permintaan sumbangan uang gedung yang nilainya Rp. 300 ribu per siswa, serta iuran lain seperti uang osis yang ditarik Rp. 1000 rupiah perhari.
“Yang menjadi pertanyaan kami, untuk uang BOS yang sudah diberikan oleh negara sebesar Rp. 1, 6 juta per murid itu digunakan untuk apa. Selama ini sekolah tidak pernah memberitahu ke kami selaku wali murid, “seloroh H. Agus Sadam.

Kedatangan para wali murid secara tiba-tiba ini kontan membuat sang Kepsek Didik Lestariono kaget. Dengan mimik terpaksa, Ia lalu menemui para wali murid itu di sebuah ruangan yang kemudian terjadi perdebatan.
Dalam pertemuan Kepsek dengan wali murid itu, Didik Lestariono tak membantah. Ia membenarkan jika pungutan itu ada. Selain itu, Didik juga mengaku salah karena tidak pernah mensosialisasikan terkait penggunaan dana BOS.

“Segera akan kami undang seluruh wali murid untuk sosialisasi mengenai peruntukan dana BOS dan peruntukan iuran-iuran lainnya, “ucap Didik. (suf/Lis)